Rabu, 20 Agustus 2019 siswa SMA negeri 7 Pekanbaru mengunjungi salah satu tempat tenunan yang ada di Riau yakni Tenun khas Melayu Riau " Tenun Wan Fitri" yang beralamat di Jln. Kayu manis (Soebrantas lama) No. 44 kelurahan tampan, Pekanbaru Riau. Tenun Wan Fitri ini telah berdiri sejak tahun 1983.
Disana, kami berkesempatan mewawancarai beberapa penenun yakni, Kak Winda dan Kak Rosna.
Kak Winda adalah seorang penenun yang paling muda dengan usia 22 tahun. Ia sudah 3 bulan bekerja di Tnun Wan Fitri, Ia belajar menenun hanya 1 bulan di tenun Wan Fitri. Motif yang di buat kak Winda adalah motif tampuk manggis.
Sedangkan kak Rosna, Ia merupakan pembuat motif Pucuk Rebung. Kak Rosna menuturkan proses pembuatan motif pucuk rebung ini paling lama seminggu dan paling cepat 4 hari. Dan Ia telah menjadi penenun selama 5 tahun.
Ada beberapa bahan dan motif yang digunakan dalam proses pembuatan tenunan yaitu:
Bahan bahan:
1. Dari benang katun (warna putih)
2. Benang emas
3. Alat buat menenun.
Motif yang sering digunakan:
1.Wajib
2.siko Keluang
3.tampuk manggis
4.pucuk rebung
Nama alat yang di gunakan untuk menenun adalah plantak yang terbuat dari kayu.
Hasil dari tenunan ini bisa di jadikan kain songket, syhal, tanjak, kotak tisu, bantal, sendal yang bermotif batik, dan masih banyak lagi.
Setelah puas mengelilingi Tenun Wan Fitri, kami bertolak ke Ratu Paksi. Di sana, kami belajar dan melihat cara pembuatan pernak pernik yg dihasilkan oleh karyawan ratu Paksi. Hasil kerajinan nya berupa lampion yang terbuat dari benang, bunga dari goni, menghias toples, dan masih banyak lagi.
SMAN 7 telah bekerjasama dengan pemilik Ratu Paksi untuk mengajar kan siswa siswi SMAN 7 Pekanbaru untuk menghasilkan suatu kerajinan yang bisa bernilai harga jual.
Tak hanya sampai disitu, kami melanjutkan perjalanan kami ke tempat pembuatan barang barang dari rotan.
Disana kami belajar cara membuat piring dari rotan, pembuatan keranjang buah, Hulahub, keranjang, dan masih banyak lagi.
Kepala sekolah SMAN 7 Pekanbaru menginginkan seluruh siswa SMAN 7 Pekanbaru bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai harga jual. Bukan tanpa sebab. SMAN 7 telah memiliki sebuah program yaitu program kewirausahaan.
Oleh sebab itu, siswa siswi SMA 7 harus memiliki jiwa interpreneur yang tinggi dengan menghasilkan karya yang bisa di jual dan di promosikan di kalayak ramai.