Daftar Blog Saya

Sabtu, 15 September 2018

KANAN DAN KIRI

Bagian 2

"Ya, Suster ...", jawab Rosi lirih. Hatinya benar-benar hancur. Dia hanya berdua adiknya. Ayah entah ke mana. Ibupun hilang. Terbayang saat hidup di panti. Reva adik kesayangannya tidak boleh seorangpun mengganggu. Hanya Reva yang ia punya. Hanya Reva kekuatannya. Sampai Reva harus dilarikan ke rumah sakit, ibu panti harus bicara. Satu persatu jalan keluar demi penyembuhan adiknyapun mulai terbuka. Ibu panti memberikan alamat ibunya, ibu yang sudah meninggalkannya di panti ini. Entah apa alasannya, yang jelas di mata Rosi ibunya sungguh tega.

Dengan keteguhan hati dan demi Reva, Rosi menyusuri alamat yang dicari. Dengan angkutan umum, ia berusaha mencari alamat tersebut. Pekanbaru siang itu sungguh terik. Tapi tak secuilpun menggoyahkan hati Rosi. Sampai kemudian ia di perumahan sangat elite. Iapun mulai mendekati gerbang perumahan itu, menyapa pak satpam yang sedang berjaga di pos keamanan.

"Selamat siang, Mbak, ada yang bisa saya bantu?". Satpam itu bertanya kepada Rosi. Lalu Rosi menyodorkan secarik kertas tulisan tangan ibu pantinya. "Alamat ini, Pak.., benar di sini?", tanyanya. Pak satpam itu mengambil kertas dari tangan Rosi dan membacanya. " Ooo, Bu Aida. Ya, beliau tinggal di perumahan ini. Mbak siapanya Bu Aida, dan ada keperluan apa?". Tanya satpam itu lagi.

Setelah menceritakan masalahnya, Pak satpam itu mengantar Rosi ke salah satu rumah mewah. Terlihat Rubicon orange di teras rumah itu. Sepertinya penghuni rumah baru saja tiba dari luar. Miris rasanya jika membayangkan kehidupan ibunya saat ini. Ditengah kehidupan mewahnya, ia lupa dengan anak-anaknya yang meratap di panti.
Bel pintu ditekan berkali-kali oleh pak satpam. Tak berapa lama, muncul wanita separuh baya yang cantik dan ayu. Dandanannya rapi, setiap yang melihat pasti akan terpanah.
"Ya, Mas satpam, kenapa?". Wanita itu bertanya pada pak satpam. "Ini, Bu, gadis ini katanya anak ibu ...", jelas pak satpam. Pandangan Rosi beradu dengan mata wanita itu. Ia memandang Rosi dalam ..., dipandangnya Rosi mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. Kemudian sambil menangis, dipeluknya Rosi.
"Hanya Allah yang bisa mempertemukan kita, Nak ..., hanya Allah",  Semakin kuat ibu itu memeluk Rosi. Rosi menepis pelukan ibu itu lalu berkata: " Saya tidak punya waktu untuk mendengar basa-basi anda, Bu. Anak anda Reva membutuhkan donor ginjal, sekarang adik saya sedang terbaring di rumah sakit. Saya tidak butuh penjelasan apapun saat ini. Saya hanya butuh anda menolong nyawa anak anda sendiri" ujar Rosi panjang.

Wanita itu diam tak mampu berkata-kata lagi. Ia masuk ke dalam rumahnya bergegas kemudian muncul dengan tas dan kunci mobil di tangannya. "Masuk dan antar ibu ke rumah sakit", ucapnya sambil menyuruh Rosi masuk mobilnya.

(bersambung ...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harapan Baik untuk Guruku

Harapan baik untuk guruku Tepat 25 November ini hari guru telah lahir di dunia Teruntuk guru hebat yang sedang membaca surat ini...