Daftar Blog Saya

Sabtu, 15 September 2018

KANAN DAN KIRI

Bagian 1

Bergegas  Rosi mengikuti langkah kaki sosok tegap di depannya. Sambil berjinjit agar suara sepatunya tidak terdengar. " Kalau bukan karena Reva yang terbaring sakit, tak 'kan kulakukan ini", gumamnya.
Reva, adik kesayangannya harus terbaring di rumah sakit menunggu pendonor ginjal yang tepat. Bertahun-tahun Rosi menunggu saat ini, pendonor ginjal yang tepat untuk adiknya. Selangkah lagi keinginannya akan tercapai.
Kemudian Rosi terhenti dan terkejut. Sosok tegap itu membalikkan badannya dan memandangnya dengan tatapan marah. "Kamu siapa? Kamu mengikuti saya sedari tadi ..., kamu mau apa?", Ujarnya dengan tatapan masih marah. Kumis tebalnya membuat Rosi makin cemas. Sosok tegap di depannya itu mulai mendekati dan dengan rasa campur aduk Rosipun menjawab terbata-bata. " Saya ..., A ..Ak ..Aku .. eh Saya saya Rosi, ma .. maaf ..., maksud saya ...mau saya ..". Rosi bingung harus memulai dari ana. " Saya orang baik-baik, Pak. Tidak ada niat jahat sedikitpun".Ujar Rosi yang sudah bisa mengendalikan hatinya. "Saya hanya ingin adik saya sembuh", Rosi berkata lirih.

"Maksudnya?, dan apa hubungannya denganku?". Laki-laki itu mulai heran dengan sikap Rosi.

Rosi menurunkani tas yang disandangnya, diambilnya dompet bermotif girly untuk kemudian mengambil sebuah foto lusuh di dalamnya. Sedetik kemudian foto itu sudah berada di genggaman tangan laki-laki itu.

Terlihat rona kaget di wajah laki-laki itu. Dia bergumam tak jelas. Kemudian bertanya : " Mengapa ada foto keluarga Herman denganmu. Kamu ...?". Dia tak dapat melanjutkan pertanyaannya. Matanya mulai sayu dan berkaca-kaca. Perlahan disandarkannya tubuhnya ke sebuah pohon yang ada di belakangnya.

"Saya Rosi, anak yang digendong laki-laki ini di foto ini, Pak ..., entah kemana lagi saya harus mencari ayah. Dengan kondisi Reva sekarang ini, hanya ayah satu-satunya orang yang bisa membantu kondisi Reva saat ini ...". Rosi sudah patah arang. Diceritakannya keadaan Reva yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Antara berharap dan pasrah disampaikannya keinginannya pada laki-laki itu. Lalu handphone Rosi berdering, "Dari rumah sakit, Mbak Rosi ..., adek mbak kritis, mohon dipercepat donornya ya mbak .., terima kasih".

(bersambung ...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harapan Baik untuk Guruku

Harapan baik untuk guruku Tepat 25 November ini hari guru telah lahir di dunia Teruntuk guru hebat yang sedang membaca surat ini...